nan kala dahulu sepi menjadi karib,
pedih menjadi sahabat,
luka menjadi akrab,
menjalar melingkar pada tembok
dindingnya segumpal darah bernama hati,
hampir saja mati.
lalu ia disirami bait kata luhur jujur,
seorang dahulu digelar shabat.
menggembur elok biar mekar kembali hati yang sepi,
hati yang disakiti
kata-katanya halus elok dibaja, dimanja.
sehingga hati ini ranum,
sedia sudah untuk gugur jatuh,
dan yakinnya aku,
akan disambut lembut oleh dia,
yang kini bergelar,
pengarang jantung.