nan kala dahulu sepi menjadi karib,
pedih menjadi sahabat,
luka menjadi akrab,
menjalar melingkar pada tembok dindingnya segumpal darah
bernama hati, hampir saja mati
lalu ia disirami bait kata luhur jujur
seorang dahulunya digelar sahabat,
menggembur elok biar mekar kembali hati yg sepi,
hati tadi yg disakiti
kata-katanya halus elok membaja, memanja
sehingga hati ini ranum,
sedia sudah untuk gugur jatuh,
dan yakinnya aku
akan disambut lembut oleh dia yang kini,
si pengarang jantung.
cc: Gazali Mahamad
No comments:
Post a Comment